Pimpinan Ranting Nahdlatul Ulama Bulusidoakare (NU Bulusidokare) kecamatan Sidoarjo mengadakan kegiatan Pengajian Umum. Acara tersebut bertempat di Masjid Nurul Ghina, pada Senin (24/4/2017). Turut hadir pengurus MWC NU, Ketua Syuriyah M. Zuamudin Nasihin, S.Ag dan ketua Tanfidziyah, M. Suryono, SH. Beserta Banon NU, baik Ansor dan Banser Kecamatan Sidoarjo.
Dalam rangkaian acara pengajian tersebut juga ada khitanan bersama. H Wiji Setiawan selaku sekretaris Rantung NU Bulusidokare menuturkan Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap tahun, yang berjalan selama 57 tahun. Sebagai wadah istiqomah ubudiyah dengan tujuan menambah dan menggapai keimanan.
“Semua kalangan baik dari keluarga mampu ataupun fakir miskin hadir dalam kegiatan khitan bersama ini. Setelah itu panitia memberikan bingkisan untuk anak-anak peserta khitan bersama” tutur Chusnul Yaqin selaku ketua panitia penyelenggara.
Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB, dihadiri tidak kurang dari ratusan orang dari berbagai kalangan. Sebagai pembicara adalah KH. Syamsul Abadi Al-Hafidz dari Jombang. Pengajian umum dalam rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan, kyai Syamsul menyampaikan bahwa pentingnya membaca Al-Qur’an dan bershalawat. Karena dalam membentuk pribadi yang tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan salah satu cara adalah suka dzikir, supaya hati tetap hidup. Hal itu merupakan konsep ajaran amaliyah nahdliyah yang telah menjadi ajaran walisongo dan muassis jamiyah Nahdlatul Ulama’.
Acara pengajian dalam rangka Isra’ Mi’raj dan khitanan bersama tersebut bisa terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Dalam sabutan panitia yang di sampaikan H. Ahmad Sholeh menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini.
Mengutip dari NU Online Tentang Isra’ Mi’raj
Sebagai tambahan, Isra adalah sebuah peristiwa ketika Allah memperjalankan Nabi Muhammad ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina, dari Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi. Sementara Mi’raj adalah perjalananan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, melintasi langit-langit, ke Sidrah al-Muntaha. Sebuah tempat yang tidak dapat dijangkau nalar dan pengetahuan manusia, jin, dan bahkan malaikat sekali pun.